4.2275 kepala 4.3143 korban 4.2281. 5.7516 rasa 5.7516 amerika 5.2552 pdi. 6.6639 lagu 6.2276 akibatnya 6.8127. Fungsionaris 8.3564 hendrawan 8.3564 melimpah.
Pelanggaran HAM akan selalu menjadi kerikil dalam sepatu bagi seorang Prabowo Subianto. Sampai batas tertentu, boleh-boleh saja Prabowo merasa kesal dan mendamprat lawan-lawan politiknya yang telah mempolitisasi isu HAM untuk kepentingan politik praktis pemilihan presiden. Tentu saja benar jika ada anggapan bahwa teriakan tentang HAM terdengar lebih nyaring menjelang pemilihan presiden. Ini soal momentum: ada kalanya perlawanan dilakukan dengan hening, ada kalanya perlawanan digerakkan dengan gegap gempita. Saat seseorang yang tersangkut kasus pelanggaran HAM tinggal satu tangga lagi untuk menjadi penguasa, memangnya apa yang harus dilakukan oleh keluarga yang kerabatnya pernah menjadi korban pelanggaran HAM? Soalnya sederhana saja: jika orang-orang yang tersangkut dengan kasus-kasus pelanggaran HAM belum berkuasa saja kasus-kasus HAM di masa lalu tidak terungkap, apalagi jika orang-orang tersebut kelak berkuasa? Ini kecemasan yang sangat masuk akal.
Sukar diterima akal sehat jika ada orang yang tidak bisa memahami kecemasan seperti ini. Ini jelas 'kampanye negatif' bagi Prabowo, tapi karena ini faktual maka jelas juga ini bukan fitnah, bukan pula kampanye hitam. Ada beda yang terang antara kampanye negatif dengan fitnah apalagi kampanye hitam. Karena Prabowo tersangkut pelanggaran HAM itu memang faktual, dan itulah sebabnya dia diberhentikan dari militer oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Andai pun tidak ada kasus-kasus HAM di masa lalu yang belum terungkap, andai saja tidak ada orang-orang hilang yang belum kembali, andai saja Prabowo tak maju sebagai calon presiden, isu HAM tetap relevan dibicarakan untuk memastikan presiden terpilih punya sikap yang jelas dan terang benderang tentang hak hidup, hak beribadat sesuai keyakinan, hak untuk tidak diintimidasi dan tidak ditakut-takuti. Ingat, Pansus Orang Hilang DPR-RI pada 2009 lalu sudah merekomendasikan beberapa hal, salah duanya adalah pembentukan Pengadilan HAM Ad Hoc dan merekomendasikan agar Presiden serta segenap institusi pemerintah serta pihak-pihak terkait untuk segera melakukan pencarian terhadap 13 orang yang oleh Komnas HAM masih dinyatakan hilang. Dua hal itu belum terlihat dilakukan secara serius oleh pemerintahan SBY.
Pengadilan HAM ad-hoc entah bagaimana nasibnya. Pencarian yang serius dan masif terkait nasib 13 orang yang belum kembali juga tak pernah dilakukan. Maka menjadi penting untuk memastikan presiden terpilih mau secara serius melakukan dua hal itu. Dan ini bukan permintaan partai, tapi rekomendasi parlemen. Jadi bicara tentang pengadilan HAM ad-hoc dan mencari 13 orang yang hilang itu bukanlah lagu lama yang terus menerus diputar, karena lagunya bahkan belum disetel sama sekali. Hari-hari belakangan ini, argumen semacam 'rakyat tidak butuh HAM karena rakyat lebih butuh sembako' makin sering terdengar. Dalam kerangka argumentasi macam itu, sering kita dengar ucapan bahwa orang-orang yang sudah telanjur mati dan hilang jangan sampai menghalangi upaya memperbaiki masa depan bangsa.
Mengurus 200 juta rakyat, dalam argumen seperti itu, sering dianggap lebih penting daripada mengurusi apa yang sudah telanjur terjadi - termasuk 'segelintir' nyawa (13 orang) yang sudah telanjur entah di mana dan ke mana. Saya enggan percaya dengan model argumentasi macam itu. Karena hanya perlu membaca biografi para diktator dunia (dari Soeharto, Hitler, Pol Pot, Idi Amin, Stalin, dll) untuk paham betapa jargon 'demi kejayaan negara', 'demi kesejahteraan rakyat', 'demi harga diri bangsa' seringkali hanyalah dalih untuk menutupi perilaku despotik dan sewenang-wenang. Siapapun tak bisa berbusa-busa bicara tentang visi misi pendidikan dan kesehatan gratis jika untuk soal mendasar (jaminan untuk tak diambil paksa, diculik dan ditembak di luar hukum dan dengan sewenang-wenang) tak bisa dipenuhi. Untuk apa imunisasi gratis jika setelah dewasa nyawa seorang anak bisa diambil dengan percuma?
Untuk apa pendidikan gratis jika setelah seorang anak jadi cerdas dan lantas mengambil sikap kritis lalu bisa diambil begitu saja dengan alasan mengganggu ketertiban dan mengganggu Sidang Umum MPR? Untuk apa lapangan kerja jika setelah bersusah payah membangun rumah hasil bekerja sekian lama akhirnya harus terusir hanya karena keyakinan yang berbeda? Lagi pula, pernyataan bahwa HAM tak lebih dari 'isu yang digoreng lima tahun sekali' hanyalah dalih yang mencoba menutupi apa yang terjadi pada hari-hari biasa ketika tak ada pemilu atau pemilihan presiden. Kepada mereka yang menganggap perkara HAM sebagai 'isu yang digoreng lima tahun sekali', kalian hanya perlu untuk mencari tahu apa yang terjadi setiap hari Kamis sore di depan Istana Presiden di Jalan Merdeka Utara. Kelak jika pemilihan presiden yang riuh rendah ini sudah selesai, tengoklah ibu-ibu yang berdiri di sana, lihatlah mereka yang berdiri dalam diam sembari mengenakan pakaian hitam dan payung hitam, pada setiap Kamis sore.
![Download Lagu Sonny Hendrawan Korban Perasaan Download Lagu Sonny Hendrawan Korban Perasaan](/uploads/1/2/5/3/125349907/120032432.jpg)
Kalian boleh datang akhir Juli, boleh menengok akhir Agustus, boleh menjenguk akhir 2014 atau awal 2014. Kapan saja kalian sempat. Pokoknya kalian tengok, deh, bagusnya setelah pemilihan presiden, agar tak sembarangan melecehkan perjuangan orang-orang yang menuntut kejelasan nasib orang-orang terkasih yang hilang, mati, dan diperkosa sebagai 'isu yang digoreng lima tahun sekali'.
Untuk diketahui, mereka sudah berdiri setiap Kamis sore di depan Istana Negara sejak 18 Januari 2007. Mereka melakukannya setiap pekan, setiap bulan, setiap tahun. Setiap Kamis sore. Sekali lagi: setiap Kamis sore. Kepada yang berdalih kenapa isu HAM tidak diangkat saat Prabowo berpasangan dengan Megawati dalam pemilihan presiden 2009, dalih itu sangat pas ditujukan kepada para politisi PDIP atau pendompleng wacana HAM yang baru bicara soal ini karena berkepentingan dengan pemilihan presiden 2014. Silakan kalian sorongkan cermin kepada mereka-mereka yang tebang pilih itu.
Termasuk pada Megawati yang masih memberi tempat terhormat pada Hendropriyono yang namanya tak bisa dilupakan begitu saja dalam insiden pembantaian di Talangsari. Jika karena esai ini saya dianggap mempraktikkan tebang pilih, silakan baca esai saya sebelumnyaTapi dalih kalian tidak pernah bisa ditodongkan kepada mereka yang berdiri di depan Istana Negara setiap Kamis sore. Asal kalian tahu, mereka tetap berdiri di sana di hari-hari menjelang pemilihan presiden 2009 ketika Prabowo maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati. Dan itulah kenapa Megawati dihukum kalah telak dari SBY pada pemilihan presiden 2009. Tuduhan bahwa mereka diam saat Megawati menggandeng Prabowo pada 2009 sama sekali tak berdasar. Mereka, termasuk Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi), saat itu mengedarkan pernyataan sikap meminta publik untuk tidak memilih caleg, parpol dan capres/cawapres pelaku pelanggar HAM, pelindung pelanggar HAM, atau yang tidak punya agenda HAM. Betapa tak berperasaannya mulut yang dengan entengnya meledek aksi-aksi menuntut keadilan itu sebagai 'orang-orang yang belum move-on'.
Kalian kira berdiri setiap Kamis sore di depan istana selama hampir 8 tahun itu seperti ABG-ABG yang meratap-ratap karena ditinggal pacar yang selingkuh dengan anak kelas sebelah? Siapa yang sanggup melakukan aksi yang sama terus menerus selama 8 tahun? Hanya cinta yang begitu kuat dan dalam yang sanggup menyuplai energi tak terperi sehingga mereka bisa terus melakukannya. Dan mereka, ibu-ibu dengan pakaian dan payung hitam itu, akan tetap berdiri di depan Istana Negara. Jokowi sekali pun, andai dia akhirnya yang menjadi presiden dan terbukti tak serius menegakkan rasa keadilan, akan tetap 'diganggu' oleh pemandangan pakaian dan payung hitam tiap kali menengok ke halaman istana pada Kamis sore.
Karena untuk sebuah cinta yang dalam, kehilangan akan selalu aktual. Karena untuk kerinduan yang menahun, kehilangan tak akan pernah basi (seperti yang pernah dikatakan Ahok saat membela bos di partainya). Hilangnya boleh tahun 1975 atau 1998, tapi nyerinya bisa datang kapan saja sampai entah. Bagi mereka yang kehilangan orang-orang tercinta karena kekerasan yang dilakukan negara dan aparatusnya, HAM bukanlah pasal-pasal dalam konstitusi atau kalimat-kalimat indah nan bersayap dalam sebait puisi. Bagi mereka, HAM adalah sesuatu yang konkrit dan sehari-hari.
HAM adalah ketika bangun pagi dan mendapati kamar anak tercinta masih kosong tak berpenghuni. HAM adalah isak sedih dalam hati saat menatap foto suami yang sudah mati. HAM adalah mulut yang diam terkunci tiap kali ada anak bertanya: Bu, bapak kapan pulang?
Untuk setiap perasaan rindu pada keadilan, akan selalu ada Kamis sore nan hitam di depan Istana Negara. Setiap Kamis sore, setiap Kamis sore. Quote: Original Posted By miminac Judul tritnya kurang provokatif gan eaaaaa thanks for sharing kayaknya sih banyak yang udah masuk trid ini, tapi bimbang utk posting begitu baca pas bagian megawati Quote: Original Posted By click32 Ditinggal anggota keluarga karena sakit,pasti sedihnya luar biasa apalagi ditinggal anggota keluarga karena sikap kritis,berbeda pandangan dengan sebuah rezim yang tirani tanpa adanya kejelasan dan keadilan, rasanya pasti luaar biasaa sedih dan sakiit. Kalo perlu sutiyoso,hendropriyono, dan wiranto sikat aja sekalian, ngotor ngotorin jokowi exactly my point, jokowi skrg mungkin relatif bersih dibanding lawannya tapi kelen para fansboy jkw48 musti kritis juga, liat siapa2 aja yang merapat di belakang jokowi kayak sutiyoso misalnya, engga ada yang bertanya-tanya kenapa sutiyoso dgn partai gurem yang engga lolos ET kok mau diterima sama koalisi pdip?
Kalo diem2 aja, takutnya kita ngulangin lagi kesalahan reformasi dulu. Quote: Original Posted By scizhofrenix benar gan, kalo memang tau dan ga salah kenapa ga berani ke komnas HAM.komnas HAM dan keluarga korban mendapat sedikit harapan untuk mengusut saat kivlan zen mengaku tau diman 13 korban di makamkan, tapi apa?dia ga berani ungkap. YANG JELAS KALO KIVLAN ZEN MEMBERIKAN KETERANGAN KE KOMNAS HAM AKAN MENGARAH KE WIRANTO.!!
GUE NONTON KOQ KESAKSIANNYA.!!! Empat belas orang aktivis yang diculik dan tidak kembali sampai sekarang menurut Kivlan Zen diculik oleh tim lain atas perintah Mr.X. Berbeda dengan penangkapan 9 orang yang dilakukan tim Mawar. Tim Mawar melakukan penangkapan atas inisiatif sendiri dan tidak ada bukti merupakan instruksi dari Prabowo Subianto sebagai. Sembilan orang ini kembali dengan selamat dan bahkan menjadi Politisi di Gerindara. Mengapa ya, ditahun sekarang isu HAM diangkat lagi? Dari tahun 1999 hingga 2014 baru di Permasalahkan kemana aja dari tahun 1999-2014?
Udah berapa tahun? Udah berapa kali ganti presiden? Seharusnya dibuat penelitian adanya oknum asing dengan pihak militer (ABRI-Polisi) saat 1998, mengapa 4 Mahasiswa Trisakti yang ditembak?
Mengapa harus Trisksakti? Ada apa di Trisakti? Mengapa ada penjarahan besar-besaran?
Bagaimana pengerahan masa terkait penjarahan? Lantas disaat masyarakat menjarah di 1 gedung lantas mereka dibakar bersama benda jarahannya? Ini memang adanya peralihan kekuasaan di Indonesia, ini bukan yang pertama Lihat Kasus G30S/PKI, apa sudah selesai?
Kasus HAM yang paling buruk. Dimana sesama rakyat saling bunuh.? Antara komunis dengan Islam, Apakah udah lupa sejarah peralihan kekuasaan ini?
Udah berapa banyak kasus HAM yang dilupakan tapi Diangkat hanya satu kasus demi kepentingan Pilpres 2014, ini jadi frame pertanyaan besar? Apakah memang masyarakat yang komentar sebagian aktivis 98?
Tapi kenyataannya aktivis 98 malah menyesal adanya Reformasi, karena belum siap menyiapkan pemimpin selanjutnya. Perlu diingat setiap kasus huru-hara suatu negara pasti adanya intelejn pihak Asing, dan terlibatnya politik asing. Coba deh liat jatunya negara Irak, Lybia, Suriah, Mesir, bahkan Indonesia.
Quote: Original Posted By comANDRE kayaknya sih banyak yang udah masuk trid ini, tapi bimbang utk posting begitu baca pas bagian megawati exactly my point, jokowi skrg mungkin relatif bersih dibanding lawannya tapi kelen para fansboy jkw48 musti kritis juga, liat siapa2 aja yang merapat di belakang jokowi kayak sutiyoso misalnya, engga ada yang bertanya-tanya kenapa sutiyoso dgn partai gurem yang engga lolos ET kok mau diterima sama koalisi pdip? Kalo diem2 aja, takutnya kita ngulangin lagi kesalahan reformasi dulu diem sih engga,tapi masih wait and see,selama suara Jokowi dan tindakan jokowi masih lurus dan benar dan dalam pengambilan keputusan tidak dipengaruhi oleh siapa pun ane bakal terus dukung. Yang paling penting untuk dalam waktu dekat ini jangan sampe si wowo jadi presiden. Salam untuk fans anis baswedan yang cewe cewe unyu unyu. Quote: Original Posted By diazfla YANG JELAS KALO KIVLAN ZEN MEMBERIKAN KETERANGAN KE KOMNAS HAM AKAN MENGARAH KE WIRANTO.!!
GUE NONTON KOQ KESAKSIANNYA.!!! Empat belas orang aktivis yang diculik dan tidak kembali sampai sekarang menurut Kivlan Zen diculik oleh tim lain atas perintah Mr.X. Berbeda dengan penangkapan 9 orang yang dilakukan tim Mawar.
Tim Mawar melakukan penangkapan atas inisiatif sendiri dan tidak ada bukti merupakan instruksi dari Prabowo Subianto sebagai. Sembilan orang ini kembali dengan selamat dan bahkan menjadi Politisi di Gerindara. Kalo Prabowo cuma akui culik 9 org, lantas bgmn dgn kesaksian2 dari mereka yg dilepas, bahwa mereka mengaku bertemu di tempat penyekapan yg sama (poskotis-Kopassus) dengan beberapa dari korban penculikan yg belum kembali hingga hari ini? Misalnya Desmon J Mahesa yang mengaku sempat bertemu Yani Afri, Sonny, dan Herman Hendrawan. Demikian juga Raharja Waluyo Jati juga sempat mengaku bertemu dengan Herman Hendrawan, Sony, dan Yani Afri yang sudah lebih dulu disekap. Mereka mengetahui bahwa sebelumnya di tempat itu ada Dedi Hamdun, Ismail (supir Dedi) dan Noval Alkatiri. Suyat pun diduga kuat dihilangkan oleh kelompok yang sama.
Hal ini terungkap dari kesaksian Raharja Waluyo Jati yang mendapatkan informasi dari salah seorang interogatornya yang mengatakan dia yang menangkap Suyat di Solo KBR68H, Jakarta - Bekas korban penculikan 1997-1998, Mugiyanto memastikan jumlah korban yang sempat disekap Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat itu lebih dari sembilan orang. Pernyataan ini sekaligus membantah keterangan bekas Komandan Kopassus, Prabowo Subianto. Prabowo mengakui kasus penculikan 15 tahun silam hanya berjumlah sembilan orang dan mengembalikan seluruhnya dengan selamat. Namun Mugiyanto mengatakan, ketika disekap di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, ia menemukan lebih dari sembilan orang yang ditahan saat itu. 'Beberapa yang dari sembilan orang itu disekap di sel bawah tanah. Ketika mereka di sel, mata mereka dibuka. Jadi mereka bisa melihat, mereka bisa saling berkomunikasi dengan orang di sel sebelahnya.
Beberapa dari kami memang dilepaskan. Atapnya terbuka, ada kameranya. Mereka bisa melihat dan berkomunikasi. Misalnya, Faisol Reza bisa berkomunikasi dengan orang sebelah. Orang itu nyanyi lagu Widuri. Orang itu adalah Herman Hendrawan. Herman Hendrawan tak diketahui sekarang ada di mana.
Pius Lustrilanang berkomunikasi dengan orang sebelah. Yani Afri, Ryan. Sekarang tidak ada. Jadi dia (Prabowo) harus mempertanggung jawabkan beberapa orang yang disekap,' ungkap Mugiyanto saat memberi kesaksian di acara Memutus Lingkar Kekerasan di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Peristiwa bom Tanah Tinggi seringkali dijadikan alasan adanya operasi penculikan oleh tim mawar.Padahal Tim Mawar dibentuk pada Juli 1997, sementara 'bom Tanah Tinggi' itu meledak pd 18 Januari 1998, Konon suara ledakan hingga radius 500m, tapi tak pernah terungkap adanya korban akibat ledakan, dan siapa pemilik bom sebenarnya. Seharusnya dibuat penelitian adanya oknum asing dengan pihak militer (ABRI-Polisi) saat 1998, mengapa 4 Mahasiswa Trisakti yang ditembak? Mengapa harus Trisksakti?
Ada apa di Trisakti? Mengapa ada penjarahan besar-besaran? Bagaimana pengerahan masa terkait penjarahan? Lantas disaat masyarakat menjarah di 1 gedung lantas mereka dibakar bersama benda jarahannya? Ini memang adanya peralihan kekuasaan di Indonesia, ini bukan yang pertama Lihat Kasus G30S/PKI, apa sudah selesai? Kasus HAM yang paling buruk. Dimana sesama rakyat saling bunuh.?
Antara komunis dengan Islam, Apakah udah lupa sejarah peralihan kekuasaan ini? Udah berapa banyak kasus HAM yang dilupakan tapi Diangkat hanya satu kasus demi kepentingan Pilpres 2014, ini jadi frame pertanyaan besar? Apakah memang masyarakat yang komentar sebagian aktivis 98? Tapi kenyataannya aktivis 98 malah menyesal adanya Reformasi, karena belum siap menyiapkan pemimpin selanjutnya. Perlu diingat setiap kasus huru-hara suatu negara pasti adanya intelejn pihak Asing, dan terlibatnya politik asing. Coba deh liat jatunya negara Irak, Lybia, Suriah, Mesir, bahkan Indonesia. Lo baca tulisan di atas sampe selesai gak sih?
Quote: Original Posted By diazfla YANG JELAS KALO KIVLAN ZEN MEMBERIKAN KETERANGAN KE KOMNAS HAM AKAN MENGARAH KE WIRANTO.!! GUE NONTON KOQ KESAKSIANNYA.!!! Empat belas orang aktivis yang diculik dan tidak kembali sampai sekarang menurut Kivlan Zen diculik oleh tim lain atas perintah Mr.X.
Berbeda dengan penangkapan 9 orang yang dilakukan tim Mawar. Tim Mawar melakukan penangkapan atas inisiatif sendiri dan tidak ada bukti merupakan instruksi dari Prabowo Subianto sebagai. Sembilan orang ini kembali dengan selamat dan bahkan menjadi Politisi di Gerindara. Sembilan orang ini semuanya masuk gerindra? Atau cuma sebagian?
Tolong yg jelas klo ngak mau dianggap bohong. Quote: Original Posted By corsairVX450 Sembilan orang ini semuanya masuk gerindra? Atau cuma sebagian? Tolong yg jelas klo ngak mau dianggap bohong. Gak semua lahhh harusnya ane nulis bahkan ada yang diantaranya menjadi politisi gerindra. Haryanto Taslam (Hartas) Dia diculik oleh Tim Mawar Kopassus selama 40 hari namun akhirnya kembali.
Hartas yang sebelumnya merupakan politikus PDIP kemudian bergabung ke Gerindra dan menjabat sebagai anggota Dewan Pembina yang diketuai langsung oleh Prabowo. Namun, kini dalam struktur Dewan Pembina Partai Gerindra tidak ada nama Hartas. Dia pernah diisukan mundur dan hal itu dibantahnya. Pius Lustrilanang Pria kelahiran 10 November 1968 ini diculik selama kurang lebih dua bulan. Setelah kembali, Pius langsung melarikan diri ke Belanda.
Pada Pemilu 2009 lampau, dia bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR lewat Partai Gerindra. Hingga kini dia masih menjadi politikus di Senayan. Mahesa Pria kelahiran Banjarmasin 12 Desember 1965 ini pun salah satu korban penculikan saat pergolakan 1998. Dia kemudian dilepas bersama 8 aktivis lainnya. Dia kemudian mendirikan kantor advokat di Jakarta. Sempat menjadi pengacara Muchdi Purwoprandjono, anak buah Prabowo dalam dugaan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir.
Pada 2009, dia pun mencalonkan diri sebagai anggota DPR lewat Partai Gerindra dan sekarang memegang jabatan di Komisi III DPR. Di tubuh Gerindra, dia menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Kaderisasi. Aan Rusdianto Bekas aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini pernah diculik saat Peristiwa Mei 1998. Namun, dia kemudian mencalonkan diri sebagai anggota DPR di Pemilu 2014 ini untuk Dapi Jateng IX di bawah naungan Partai Gerindra.
Sejumlah bekas koleganya di PRD menyebutnya akan lolos ke Senayan. Mending tanya kenapa mereka malah mendukung Prabowo yang diisukan menculik mereka. Misalnya Desmon J Mahesa yang mengaku sempat bertemu Yani Afri, Sonny, dan Herman Hendrawan.
Demikian juga Raharja Waluyo Jati juga sempat mengaku bertemu dengan Herman Hendrawan, Sony, dan Yani Afri yang sudah lebih dulu disekap. Mereka mengetahui bahwa sebelumnya di tempat itu ada Dedi Hamdun, Ismail (supir Dedi) dan Noval Alkatiri. Suyat pun diduga kuat dihilangkan oleh kelompok yang sama. Hal ini terungkap dari kesaksian Raharja Waluyo Jati yang mendapatkan informasi dari salah seorang interogatornya yang mengatakan dia yang menangkap Suyat di Solo KBR68H, Jakarta - Bekas korban penculikan 1997-1998, Mugiyanto memastikan jumlah korban yang sempat disekap Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat itu lebih dari sembilan orang.
Pernyataan ini sekaligus membantah keterangan bekas Komandan Kopassus, Prabowo Subianto. Prabowo mengakui kasus penculikan 15 tahun silam hanya berjumlah sembilan orang dan mengembalikan seluruhnya dengan selamat. Namun Mugiyanto mengatakan, ketika disekap di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur, ia menemukan lebih dari sembilan orang yang ditahan saat itu. 'Beberapa yang dari sembilan orang itu disekap di sel bawah tanah. Ketika mereka di sel, mata mereka dibuka. Jadi mereka bisa melihat, mereka bisa saling berkomunikasi dengan orang di sel sebelahnya.
Beberapa dari kami memang dilepaskan. Atapnya terbuka, ada kameranya. Mereka bisa melihat dan berkomunikasi. Misalnya, Faisol Reza bisa berkomunikasi dengan orang sebelah. Orang itu nyanyi lagu Widuri. Orang itu adalah Herman Hendrawan.
Herman Hendrawan tak diketahui sekarang ada di mana. Pius Lustrilanang berkomunikasi dengan orang sebelah. Yani Afri, Ryan.
Sekarang tidak ada. Jadi dia (Prabowo) harus mempertanggung jawabkan beberapa orang yang disekap,' ungkap Mugiyanto saat memberi kesaksian di acara Memutus Lingkar Kekerasan di Perpustakaan Nasional, Jakarta. Peristiwa bom Tanah Tinggi seringkali dijadikan alasan adanya operasi penculikan oleh tim mawar.Padahal Tim Mawar dibentuk pada Juli 1997, sementara 'bom Tanah Tinggi' itu meledak pd 18 Januari 1998, Konon suara ledakan hingga radius 500m, tapi tak pernah terungkap adanya korban akibat ledakan, dan siapa pemilik bom sebenarnya.